Malam
ini entah kenapa tiba-tiba aku begitu rindu pada sosok itu. Sosok yang
selama bertahun-tahun ini tidak pernah aku terbesit untuk merindukannya.
Mungkin benar kalau kita baru akan sadar bahwa seseorang itu berarti setelah
dia pergi meninggalkan kita. Tapi ini beda, dia pergi jauh.. selamanya takkan
bisa kembali di sini lagi. Mungkin kalian mengerti apa maksudnya..
Walaupun kebersamaan aku dan dia hanya sebentar saja, tapi kenangan itu begitu
manis. Dia yang membantuku saat aku meminta tolong untuk tugas UKK. Saat tasku
tertinggal di sekolah, dia mau mengantarkan tasku ke rumah, padahal waktu itu
sedang hujan deras. Dia juga mau mengantarku ke rumah salah satu teman
perempuanku untuk mengambil novel. Dan masih banyak lagi, kalau aku inget-inget
lagi, rasanya aku udah banyak banget ngerepotin dia. Tapi dia ikhlas melakukan
semuanya. Aku tau dia memang teman yang baik. Dia selalu baik ke semua temannya,
termasuk aku. Sampai nanti aku takkan pernah melupakan semua kebaikanmu, teman…
***
Suatu
hari, aku mendengar kabar kalau dia sakit. Saat itu aku terlalu sibuk dengan
kerjaan desainku, jadi aku menunda-nunda untuk menjenguk dia, bahkan menanyakan
keadaannya pun aku tak sempat. Sampai akhirnya aku mendapat kabar lewat
SMS dari salah seorang teman perempuanku “Beib, “Dia” udah ngga ada…”
Aku
masih ingat betul saat itu, aku shock, rasanya dadaku sesak hingga air mataku
jatuh begitu banyaknya. Aku begitu menyesal. Dalam hati aku bertanya pada
diriku sendiri “Aku ini teman macam apa? Aku nggak ada saat kamu tertimpa
musibah. Sampai kamu nggak ada, aku belum sempat menjenguk atau menanyakan
gimana keadaanmu. Mav….”
Aku
hanya bisa mendoakanmu sebagai ganti kebaikanmu buat aku. Semoga kamu tenang di
sana, baik-baik di sana.. Amiinn..
***
Sekarang aku menyadari bahwa orang yang kita sayangi tidak akan benar-benar
meninggalkan kita. Aku tau tapi aku membutuhkan realisasinya. Di tengah kedewasaan
yang harus dijalani, terkadang malah timbul keinginan seperti anak kecil yang
ingin dimanja, diberi perhatian, diberi kasih sayang.
Aku
ingin bercerita bahwa sebenarnya manusia hidup itu memiliki dua sisi yang harus
dijalani. Seperti aku misalnya, lingkungan di sekitarku menuntutku untuk
menjadi seorang wanita yang tangguh nan hebat, bukan wanita-wanita yang lemah
lembut, cengeng. Yang perlu digaris bawahi cengeng, anak kecil. Hmm apa sih
sebenarnya? Apa setiap orang dituntut untuk seperti itu?
Aku
bersyukur diciptakan untuk menjadi orang yang lembut hatinya, hingga mudah
menitikkan air mata… tapi air mata itu jatuh karena puncak kerinduan itu tak
kunjung tergapaikan. Aku tau dia masih di sini, aku tau dia masih di dekatku
sampai saat ini…