RSS

Senin, 08 April 2013

Tentang Seseorang Yang Menjadi Pilihan Hidup Kita





            Seorang Bos mengadakan permainan kecil kepada Karyawannya yang sudah berkeluarga dan meminta salah satu orang perwakilan laki-laki untuk maju dan menulis di white board.

Bos      : “Tulis 10 nama orang yang paling dekat dengan anda.”

            Lalu karyawan tersebut menulis nama tetangga, orang tua, rekan kerja, istri, anaknya dsb.

Bos      : “Sekarang silahkan pilih 7 diantaranya yang sekiranya anda ingin terus hidup bersamanya.”

            Lalu karyawan itu mencoret 3 nama.

Bos      : “Coret 2 nama lagi”

            Tinggalah 5 nama.

Bos      : “Coret lagi 2 nama”

            Maka tersisalah 3 nama yaitu orang tua, istri dan anaknya. Suasana ruangan kantor hening. Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yang harus dipilih.

            Tiba-tiba Bos itu berkata “Silahkan Anda coret 1 nama lagi”

            Karyawan  itupun mengambil pilihan yang sulit, lalu mencoret nama orang tuanya secara perlahan.

Bos      : “Silahkan coret 1 nama lagi”

            Hati sang karyawan itu menjadi bingung, kemudian mengangkat  spidol dan mencoret nama anaknya.

            Karyawan itupun menangis. Setelah suasana tenang dan hening, sang bos bertanya kepada karyawan itu. “Kenapa Anda tidak memilih orang tua yang membesarkan anda? Tidak juga memilih anak anda yang berasal dari darah daging anda? Sedangkan Istri itu bisa dicari lagi.”

            Semua orang di dalam kantorpun terpana menunggu jawaban dari karyawan itu.

            Lalu sang karyawan itu berkata, “Seiring waktu berlalu, orang tua saya akan pergi dan meninggalkan saya. Sedangkan anak jika sudah dewasa lalu menikah, setelah itu pasti meninggalkan saya juga. Dan sedangkan yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah ISTRI saya. Orang tua  dan anak bukan saya yang memilih tapi Allah SWT yang menganugerahkan. Sedang istri, sayalah yang memilih dari sekian banyak wanita. Dan istri adalah bagian dari diriku, karena dia adalah tulang rusukku."

"Berapa banyak kaum pria yang melupakan keikhlasan orangtua saat melepas putrinya untuk dipinang. Berapa banyak pria yang tega melukai hati wanita yang sudah dipinangnya, berapa banyak pula pria yang tak peduli dengan mertua yang sudah mengikhlaskan putrinya untuk dimiliki seutuhnya."

0 komentar:

Posting Komentar