RSS

Jumat, 12 April 2013

Mengenang Dia Yang Pernah Ada

      Malam  ini entah kenapa tiba-tiba aku begitu rindu pada sosok itu. Sosok yang selama bertahun-tahun ini tidak pernah aku terbesit untuk merindukannya. Mungkin benar kalau kita baru akan sadar bahwa seseorang itu berarti setelah dia pergi meninggalkan kita. Tapi ini beda, dia pergi jauh.. selamanya takkan bisa kembali di sini lagi. Mungkin kalian mengerti apa maksudnya..

      Walaupun kebersamaan aku dan dia hanya sebentar saja, tapi kenangan itu begitu manis. Dia yang membantuku saat aku meminta tolong untuk tugas UKK. Saat tasku tertinggal di sekolah, dia mau mengantarkan tasku ke rumah, padahal waktu itu sedang hujan deras. Dia juga mau mengantarku ke rumah salah satu teman perempuanku untuk mengambil novel. Dan masih banyak lagi, kalau aku inget-inget lagi, rasanya aku udah banyak banget ngerepotin dia. Tapi dia ikhlas melakukan semuanya. Aku tau dia memang teman yang baik. Dia selalu baik ke semua temannya, termasuk aku. Sampai nanti aku takkan pernah melupakan semua kebaikanmu, teman…

***

      Suatu hari, aku mendengar kabar kalau dia sakit. Saat itu aku terlalu sibuk dengan kerjaan desainku, jadi aku menunda-nunda untuk menjenguk dia, bahkan menanyakan keadaannya pun aku tak sempat. Sampai akhirnya aku mendapat kabar lewat SMS dari salah seorang teman perempuanku “Beib, “Dia” udah ngga ada…”

      Aku masih ingat betul saat itu, aku shock, rasanya dadaku sesak hingga air mataku jatuh begitu banyaknya. Aku begitu menyesal. Dalam hati aku bertanya pada diriku sendiri “Aku ini teman macam apa? Aku nggak ada saat kamu tertimpa musibah. Sampai kamu nggak ada, aku belum sempat menjenguk atau menanyakan gimana keadaanmu. Mav….”

      Aku hanya bisa mendoakanmu sebagai ganti kebaikanmu buat aku. Semoga kamu tenang di sana, baik-baik di sana.. Amiinn..

***

      Sekarang aku menyadari bahwa orang yang kita sayangi tidak akan benar-benar meninggalkan kita. Aku tau tapi aku membutuhkan realisasinya. Di tengah kedewasaan yang harus dijalani, terkadang malah timbul keinginan seperti anak kecil yang ingin dimanja, diberi perhatian, diberi kasih sayang.

      Aku ingin bercerita bahwa sebenarnya manusia hidup itu memiliki dua sisi yang harus dijalani. Seperti aku misalnya, lingkungan di sekitarku menuntutku untuk menjadi seorang wanita yang tangguh nan hebat, bukan wanita-wanita yang lemah lembut, cengeng. Yang perlu digaris bawahi cengeng, anak kecil. Hmm apa sih sebenarnya? Apa setiap orang dituntut untuk seperti itu?

      Aku bersyukur diciptakan untuk menjadi orang yang lembut hatinya, hingga mudah menitikkan air mata… tapi air mata itu jatuh karena puncak kerinduan itu tak kunjung tergapaikan. Aku tau dia masih di sini, aku tau dia masih di dekatku sampai saat ini…

0 komentar:

Posting Komentar