Mungkin pernah
tersirat di dalam benaknya bahwa dia telah salah memilihku menjadi pasangannya. Kadang kala aku
sering mengganggunya dengan semua sifat manjaku. Aku juga sering mengeluh
tentang apa saja yang dia lakukan tanpa aku. Bahkan seringkali aku tidak
memperbolehkannya membonceng perempuan lain selain aku, ibu, dan saudaranya
sendiri. Tapi dia selalu mengingatkan aku bahwa “suatu saat aku juga harus bisa
menerima alasan dari apa yang dia lakukan.”
***
Inginku darimu, seseorang
yang aku sayangi...
Saat samean ingin
pergi hanya untuk sekedar memuaskan diri dengan hoby samean memotret itu,
sedangkan aku ingin samean tetap di sini bersamaku. Percayalah, itu bukan karena melulu
cemburu, tapi karena aku tak ingin jauh dari samean. Saat aku ingin samean
menemaniku sedangkan samean terlarut dalam kesibukan, hatiku teriris dan haus
akan perhatian dari samean. “Sayang, yang aku minta adalah sedikit perhatianmu
itu.”
Saat aku tak
sengaja melakukan kesalahan. Jangan tunjukan ego dan kekasaran samean buatku,
tapi perlakukan aku dengan lembut dan bicaralah dalam ketenangan. Dan saat
samean terhanyut dalam luapan emosi, pandang mataku dalam-dalam. Jauh di dalam
beningnya ada cintaku buat samean, dan akulah yang samean cintai itu. Saat aku sedang gelisah , peganglah tanganku. Tanpa berkata
apapun, aku tau samean tak akan pernah meninggalkanku. Saat aku menangis tersedu-sedu, aku ingin samean memelukku dan mengatakan “Semua akan baik-baik saja”.
Sayang... jika
keinginanku mulai terlalu banyak, ingatkan aku untuk selalu bersyukur memiliki
samean, karena kelak semua yang kita miliki di dunia akan kita tinggalkan.
Aku yang selalu mencintaimu...
Kekasihmu.
0 komentar:
Posting Komentar