Untukmu yang
tak lagi bisa kulihat senyumnya.
Untukmu yang
tak lagi hadir dalam ruang dan jarak yang menjangkau kita untuk bersama. Aku tersenyum.
Begitu
lembut ketika membaca setiap rasa yang kau bagi dalam ‘ruang’ yang kau buat
sendiri di ‘dunia’mu itu, sesuatu yang sederhana, namun begitu manis kurasakan.
Aku memang tidak bisa sekali pun menggapaimu dalam ruang yang sama, meski
begitu, dengan keistimewaanmu kamu tetap izinkan lagi sesosok hangat dirimu
dalam pikiranku. Mengingatkanku tentang hangat dan cerianya wajahmu.
Mengingatkanku tentang senja yang pernah kita habiskan bersama.
Kamu
tahu, satu kali kita pernah berjanji untuk tetap menyambung kasih itu
dengan cara apa pun yang kita bisa lakukan. Bukan
dalam bentuk sebuah pesan singkat yang mungkin kita lakukan untuk sekedar
memberi tahu masing-masing keadaan kita. Tapi dengan tetap memberikan ‘rasa’
itu dalam ‘ruang’ yang sama-sama kita sudah sepakati sebelumnya.
Menulislah
dan tetap menulis. Dan kita akan tetap saling mengetahui. Meski kita berada
dalam jarak yang sangat jauh. Meski kita berada dalam tempat yang tidak lagi
sanggup kita jangkau.
Untukmu yang
tak lagi bisa kulihat senyumnya.
Ada banyak
hal yang ingin kubagi kepadamu. Tentang segala sesuatu yang kini sedang
kukerjakan dan tentang betapa bersemangatnya aku menjalani detik per detiknya.
Benar katamu, satu hari kita mungkin akan benar-benar merindu satu sama
lainnya, meski segala sesuatu yang ada di dunia ini hadir melengkapi perjalanan
yang kujalani sekarang.
Untukmu yang
sungguh kurindukan.
Memang benar
ia, spasi yang menjelma menjadi ‘jarak’, adalah teman yang baik. Pelan-pelan
aku mengerti, jarak mengajari kita, bahwa sesuatu yang indah akan tetap indah,
baik ketika dilihat dari jauh maupun ketika dilihat dari dekat. Pelan-pelan aku
sadar, jarak mengajari kita untuk melihat segala sesuatunya utuh, memaknai
segala sesuatunya dengan tepat, dan mengajarkanku untuk memutuskan sesuatu dengan
pertimbangan yang matang. ‘Jarak’ mengajarkan kita ketabahan. Mengajari kita
agar kita tetap dewasa memaknai hari. Mengingatkan
lagi kepada kita tentang arti tanggung jawab. Mengingatkan lagi kepada kita
tentang arti saling merindu.
Untukmu yang
kini hadir. Dengan ‘keistimewaan’mu. Aku
tahu kamu akan selalu ada. Dengan caramu. Selalu begitu..
0 komentar:
Posting Komentar